Berikut file jurnal: JURNAL OPLAAANNN
MERANCANG ULANG DAN ANALISIS JARINGAN BACKBONE PADA ALCATEL NORTHERN ROUTE NETRE JABAR WILAYAH BANDUNG
Kelompok 15
𝐈 𝐆𝐞𝐝𝐞 𝐀𝐝𝐢𝐭𝐲𝐚 𝐏𝐫𝐚𝐭𝐚𝐦𝐚 1101154215
Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom [email protected] , [email protected] , [email protected], [email protected]
Abstrak Pertumbuhan akan kebutuhan teknologi komunikasi yang berkualitas tinggi dari pengguna telekomunikasi berkembang sangat pesat. Untuk itu diperlukan adanya jaringan yang berkualitas. Salah satu jaringan yang memegang peranan adalah jaringan backbone Alacatel Northern Route Netre Jabar Arnet Bandung . Dalam jurnal ini langkah awal yang dilakukan adalah mendefinisikan ruang lingkup jaringan. Kemudian dilakukan antisipasi kebutuhan kanal untuk masa mendatang dengan memperhatikan site jaringan existing. Lalu dibuat sebuah bentuk topologi baru. Dimana parameter yang akan diambil adalah topologi jaringan, spesifikasi teknik link budget, bit error rate (BER) dan sensitivitas perangkat. Kata kunci : Backbone, Power Link Budget, BER
Abstract The growth in the need for high-quality communication technology from telecommunications users is growing very rapidly. For that we need a quality network. One network that plays a role is the Alacatel Northern Route backbone network Netre Jabar Arnet Bandung. In this journal the first step is to define the scope of the network. Then the anticipation of canal needs for the future is done by paying attention to existing network sites. Then a new topology is made. Where the parameters to be taken are network topology, link budget technical specifications, bit error rate (BER) and device sensitivity. Keywords : Backbone, Power Link Budget, BER
1. Pendahuluan
Pertumbuhan layanan telekomunikasi terus berkembang saat ini maupun masa yang akan datang. Seiring dengan bertambahnya kebutuhan di bidang telekomunikasi tentunya membutuhkan sarana telekomunikasi yang memadahi. Hal ini disadari oleh PT. Telkom Indonesia dengan menyediakan layanan dengan produk dan kualitas jaringan yang berkualitas. Untuk itu perlu diadakan evaluasi terhadap kualitas jaringanTerutama pada jaringan backbone, penggunaan jaringan ini digunakan agar suatu layanan komunikasi yang memadai dapat terselenggara. Salah
satu faktor terpenting adalah sistem transmisi yang tepat, dalam hal ini jaringan backbone Alacatel Northern Route Netre Jabar Wilayah Bandung . Dengan melakukan evaluasi, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan teknologi telekomunikasi, sehingga akan menciptakan high quality infrastructure network Infratel yang ada di Netre Jabar Wilayah Bandung .
2. Konsep Dasar
2.1. Kabel Fiber Optik Kabel Fiber optik adalah sebuah kabel yang terbuat dari fiber kaca dengan teknologi canggih dan mempunyai kecepatan transfer data yang lebih cepat daripada kabel biasa, biasanya fiber optik digunakan pada jaringan backbone (Tulang Punggung) karena dibutuhakan kecepatan yang lebih dalam jaringan ini, namun pada saat ini sudah banyak yang menggunakan fiber optik untuk jaringan biasa baik LAN, WAN maupun MAN karena dapat memberikan dampak yang lebih pada kecepatan dan bandwith karena fiber optik ini menggunakan bias cahaya untuk mentransfer data yang melewatinya dan sudah barang tentu kecepatan cahaya tidak diragukan lagi namun untuk membangun jaringan dengan fiber optik dibutuhkan biaya yang cukup mahal dikarenakan dibutuhkan alat khusus dalam pembangunannya 2.2. Bagian – Bagian Fiber Optik Fiber optik sebenarnya tersusun atas Buffer coating, cladding dan core. Namun demi alasan keamanan maka ditambahkan pengaman setelah lapisan coating. Lapisan tersebut bisa berupa plastik, seng, atau anyaman kawat besi tergantung pada kondisi kabel optik ditempatkan. Berikut adalah gambar susunan dari fiber optik :
Gambar 1. Struktur Fiber Optik
2.3. Sistem Komunikasi Fiber Optik Suatu sistem dasar komunikasi terdiri dari sebuah transmitter, sebuah recevier, dan sebuah information channel. Dimana Information channels nya dapat dibagi menjadi 2 kategori : Unguided channel dan Guided channel. Atmosphere adalah sebuah contoh Unguided channel, sistem yang menggunakan atmospheric channel adalah radio, televisi dan microwave relay links. Guided channels mencakup berbagai variasi struktur tranmisi seperti twowire line, coaxial cable, twisted–pair, dan fiber optic cable. Sedangkan untuk sistem komunikasi fiber optik sediri sedikit berbeda dengan sistem komunikasi pada umumnya, karena informasi yang dikirimkan dalam bentuk cahaya sehingga diperlukan proses pengubahan informasi menjadi cahaya.
Optical Transmitter Optical transmitter merupakan sebuah komponen yang bertugas untuk mengirimkan sinyal-sinyal cahaya ke dalam media pembawanya. Di dalam komponen ini terjadi proses mengubah sinyal-sinyal elektronik analog maupun digital menjadi sebuah bentuk sinyal-sinyal cahaya. Sumber cahaya yang biasanya digunakan adalah Light Emitting Diode (LED) atau solid state laser diode. Fiber optic cable Komponen inilah yang merupakan pemeran utama dalam sistem ini. Kabel fiber optik biasanya terdiri dari satu atau lebih serat fiber yang akan bertugas untuk memandu cahaya-cahaya tadi dari lokasi asalnya hingga sampai ke tujuan. Optical receiver Optical receiver memiliki tugas untuk menangkap semua cahaya yang dikirimkan oleh optical transmitter. Setelah cahaya ditangkap dari media fiber optik, maka sinyal ini akan didecode menjadi sinyal-sinyal digital yang tidak lain adalah informasi yang dikirimkan. Biasanya optical receiver ini adalah berupa sensor cahaya seperti photocell atau photodiode yang sangat peka dan sensitif terhadap perubahan cahaya. Optical repeater Optical repeater atau dalam bahasa Indonesianya penguat sinyal cahaya, sebenarnya merupakan komponen yang tidak perlu ada ketika menggunakan media fiber optik dalam jarak dekat. Sinyal cahaya yang dikirimkan baru akan mengalami degradasi dalam jarak kurang lebih 1 km.
2.4. Komponen padaSistem Komunikasi Optik Sebuah sistem komunikasi tentu tidak hanya didukung oleh satu dua komponen atau perangkat saja. Di dalamnya pasti terdapat banyak sekali paduan komponen yang saling bekerja sama satu dengan yang lainnya. Topologi Bus Topologi jaringan ini menghubungkan seluruh komputer terkoneksi ke satu jalur data utama. Pada topologi ini semua sentral dihubungkan secara langsung pada medium transmisi dengan konfigurasi yang disebut Bus.
Gambar 2. Rangkaian Topologi Bus
Topologi Star Pada topologi star terdapat perangkat pengendali yang berfungsi sebagai pengatur dan pengendali komunikasi data. Sedangkan perangkat lain terhubung dengan perangkat pengendali sehingga pengiriman data akan melalui perangkat pengendali.
Gambar 3. Rangkaian Topologi Star
Topologi Ring Topologi ring adalah cara menghubungkan komputer sehingga berbentuk ring (lingkaran). Setiap simpul mempunyai tingkatan yang sama. Jaringan akan disebut sebagai loop, data dikirimkan kesetiap simpul dan setiap informasi yang diterima simpul diperiksa alamatnya apakah data itu untuknya atau bukan.
Gambar 4. Rangkaian Topologi Ring
2.5. Perhitungan Anggaran Daya (Power Link Budget) Analisa Anggaran Daya merupakan suatu metoda pada sistem komunikasi yang dapat memastikan bahwa sistem mempunyai daya yang cukup untuk disampaikan kepada penerima pada level yang diinginkan. Analisa dilakukan dengan menghitung daya yang sampai pada penerima, yang merupakan selisih daya sinyal keluaran pengirim dengan redaman yang terjadi antara pengirim dan penerima. Tujuan dalam analisa ini adalah memperoleh redaman total yang nantinya digunakan untuk menentukan jarak transmisi maksimum, jumlah serta penempatan repeater dan sambungan, margin daya (dB) dan sensitivitas detektor yang dibutuhkan untuk mencapai kualitas sinyal informasi yang diinginkan (S/N atau BER). Redaman total (Loss Total) diperoleh sebagai berikut : 𝑷𝒓𝒙 = 𝑷𝒕𝒙 − 𝑹𝒆𝒅𝒂𝒎𝒂𝒏 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 − 𝑴 ( 1 )
3. Perancangan Jaringan Backbone Alacatel Northern Route 3.1. Jaringan Backbone Alacatel Northern Route Backbone adalah saluran yang menjadi lintasan utama dalam sebuah jaringan. Dimana backbone ini merupakan dasar untuk pengembangan jaringan selanjutnya. Jaringan backbone memiliki koneksi berkecepatan tinggi yang menjadi lintasan utama dalam sebuah jaringan. Dengan menggunakan jaringan backbone, masalah kecepatan interkoneksi antar jaringan lokal dapat teratasi. Sebenarnya bisa saja bila kita hanya menggunakan kabel jaringan UTP untuk menggabungkan atar jaringan lokal tersebut, tetapi akan terasa sekali lambatnya. Sehingga kabel yang cocok untuk digunakan pada jaringan backbone adalah kabel fiber optic 3.2. Rute Jaringan Backbone Alcatel Northern Route Alcatel Northern Route terdiri dari 5 site , yaitu Bandung, Lembang, Cicadas, Cijaura, Dayeuhkolot. Berikut adalah peta rute jaingan backbone Alcatel Northern Route
Gambar 5. Wilayah Perancangan
3.3. Parameter Perancangan Jaringan Backbone Kondisi eksisting Alcatel Northern Route Ring 2 terdiri dari 5 node dan dikoneksikan melalui media serat optik dengan panjang lintasan ring ± 48 km dengan parameter sebagai berikut : Tabel 1. Parameter Perancangan
3.4. Anggaran Daya (Power Link Budget) Rugi-rugi pada suatu jaringan kabel serat optik meliputi redaman yang ditimbulkan oleh serat optik, konektor pada perangkat sentral maupun pelanggan, sambungan kabel dan bending setelah instalasi. Jumlah rugi-rugi maksimum dalam jaringan yang masih diijinkan ditentukan oleh selisih antara daya optis yang dipancarkan optical transmitter dengan daya optis terendah yang masih dapat dideteksi oleh optical receiver. Perhitungan power link budget menggunakan rumus 1 Perhitungan Link Budget Bandung – Lembang 𝑷𝒓𝒙 = 𝑷𝒕𝒙 − 𝑹𝒆𝒅𝒂𝒎𝒂𝒏 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 – M 𝑃𝑟𝑥 = 9 dBm – 6.82 – 3 = -0.82 dBm Perhitungan Link Budget Lembang – Cicadas 𝑷𝒓𝒙 = 𝑷𝒕𝒙 − 𝑹𝒆𝒅𝒂𝒎𝒂𝒏 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 – M 𝑃𝑟𝑥 = 9 dBm – 8.01 – 3 = -1.65 dBm Perhitungan Link Budget Cicadas – Cijaura 𝑷𝒓𝒙 = 𝑷𝒕𝒙 − 𝑹𝒆𝒅𝒂𝒎𝒂𝒏 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 – M 𝑃𝑟𝑥 = 9 dBm – 4.89 – 3 = 1.11 dBm Perhitungan Link Budget Cijaura – Dayeuhkolot 𝑷𝒓𝒙 = 𝑷𝒕𝒙 − 𝑹𝒆𝒅𝒂𝒎𝒂𝒏 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 – M 𝑃𝑟𝑥 = 9 dBm – 4.89 – 3 = 1.11 dBm
Perhitungan Link Budget Dayeuhkolot – Bandung 𝑷𝒓𝒙 = 𝑷𝒕𝒙 − 𝑹𝒆𝒅𝒂𝒎𝒂𝒏 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 – M 𝑃𝑟𝑥 = 9 dBm – 6.14 – 3 = -0.14 dBm
3.5. BER Dalam teknologi komunikasi digital, bit error rate atau bit error ratio biasa disingkat dengan BER, merupakan sejumlah bit digital bernilai tinggi pada jaringan transmisi yang ditafsirkan sebagai keadaan rendah atau sebaliknya, kemudian dibagi dengan sejumlah bit yang diterima atau dikirim atau diproses selama beberapa periode yang telah ditetapkan. Berikut Hasil nilai BER dari simulasi BER Bandung – Lembang
Gambar 6. Keluaran BER Bandung – Lembang
BER Lembang – Cicadas
Gambar 7. Keluaran BER Lembang – Cicadas
BER Cicadas – Cijaura
Gambar 8. Keluaran BER Cicadas – Cijaura
BER Cijaura – Dayeuhkolot
Gambar 8. Keluaran BER Cijaura – Dayeuhkolot
BER Dayeuhkolot – Bandung
Gambar 9. Keluaran BER Dayeuhkolot – Bandung
4. Analisis 4.1. Analisis Anggaran Daya Perhitungan power link budget bertujuan untuk menghitung anggaran daya yang diperlukan sehingga level daya terima tidak kurang dari minimum sensitivity. Untuk perhitungannya dilakukan mulai Bandung ke Lembang dengan jarak 11 km mempunyai anggaran daya sebesar -0.82 dBm. Kemudian dilanjutkan dari Lembang menuju ke Cicadas dengan jarak 15 km mempunyai anggaran daya sebesar -1.65 dBm. Kemudian dari Cicadas menuju ke Cijaura dengan jarak 7 km mempunyai anggaran daya sebesar 1.11dBm. Kemudian dilanjutkan dari Cijaura ke Dayeuhkolot dengan jarak 7 km memiliki anggaran daya sebesar 1.11 dBm. Kemudian dari Dayeuhkolot ke Bandung dengan jarak 8 km memiliki anggaran daya sebesar -0.14 dBm. 4.2. Analisis BER Hasil simulasi dari perancangan jaringan backbone pada alcatel northern route netre jabar wilayah bandung memiliki nilai Bit Error rate yang bagus. Minimum nilai BER adalah 10-9. Dari hasil simulasi didapatkan nilai BER diatas nilai minimum semua. Maka jaringan ini layak untuk digunakan. 4.3. Analisis Q-factor Hasil dari perancangan jaringan backbone pada alcatel northern route netre jabar wilayah bandung memiliki nilai Q-factor yang bagus, dengan nilai diatas 6 pada setiap sitenya.
5. Penutup 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil perancangan Alacatel Northern Route Netre Jabar Wilayah Bandung dan analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan : 1. Perancangan pada Alacatel Northern Route Netre Jabar Wilayah Bandung menggunakan topologi ring yang dimulai dari site Bandung – Lembang – Cicadas – Cijaura – Dayeuhkolot – Bandung. 2. Dengan perancangan Alacatel Northern Route Netre Jabar Wilayah Bandung didapatkan hasil anggaran daya Bandung ke Lembang dengan jarak 11 km mempunyai anggaran daya sebesar -0.82 dBm. Kemudian dilanjutkan dari Lembang menuju ke Cicadas dengan jarak 15 km mempunyai anggaran daya sebesar -1.65 dBm. Kemudian dari Cicadas menuju ke Cijaura dengan jarak 7 km mempunyai anggaran daya sebesar 1.11dBm. Kemudian dilanjutkan dari Cijaura ke Dayeuhkolot dengan jarak 7 km memiliki anggaran daya sebesar 1.11 dBm. Kemudian dari Dayeuhkolot ke Bandung dengan jarak 8 km memiliki anggaran daya sebesar -0.14 dBm. 3. Dengan perancangan Alacatel Northern Route Netre Jabar Wilayah Bandung didapatkan BER site Bandung – Lembang sebesar 10 -10, kemudian site Lembang – Cicadas sebesar 1010, kemudian site Cicadas-Cijaura sebesar 10-10, kemudian site Cijaura – Dayeuhkolot sebesar 10-11 , kemudian site Dayeuhkolot – Bandung sebesar 10-12. Maka nilai BER ini layak untuk digunakan
Daftar Pustaka [1] V. Kartalopoulos, Ph.D; The Flexibility of DWDM in Handling Continually increasing Bandwidth Demand for Future Optical-Fiber Communication Network; Volume 16, number 2. April 2002, ISSN 1060-3301, LEOS, publication of the IEEE Laser and Electrooptical Society,. www i-LEOS.org [2] Nurman, Fauzi. 2009. Pemeliharaan Perangkat dan Jaringan Kabel Optik. Semarang : Telkom [3] Lusi, Reskita. 2013. Merancang Jaringan Antar Gedung.. [4] Simanjuntak Roy, Perencanaan Implementasi Jaringan Ethernet Over SDH di Telkom Network Regional Jawa Barat. 2008 [5] Alpina Kulkarni [Optical Communications (EE566)], Dr. Paolo Liu [Electrical Engineering @ UB] Fiber Systems Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM), down load 1 Februari 2008 [6] Dr. D. Knipp; Photonic and Optical Communication; International University Bremen; Spring 2007 internet dengan alamat http://www. faculty.iu bremen.de/dk/dknipp [7] Kolimbiris Harold; Fiber Optic Communications; 2004; Pearson education Inc, New Jersey